YANG TERCIPTA UNTUKMU
(part
2)
Iapun beranjak dari tempat tersebut, kalau-kalau Elsa
mengetahui kedatangannya. Sesampainya di rumah, Aurel berupaya meredam semua
tanda tanyanya. Iapun pergi ke dapur untuk mengambil air wudhu, kemudian
shalat. Setelah selesai shalat, pikirannya
masih tertuju pada sesosok gadis yang dulu sangat dekat dengannya.
‘Heh, bukankah sudah jadi rahasia umum kalau mas Angga
berencana hendak melamar Masya. Tapi entah mengapa rencana tersebut tidak
terlaksana. Dulu semasa di kampus, mas Angga terkenal sebagai seorang aktivis
yang aktif dalam kegiatan kerohanian, dan tak jarang dia sering diundang ke
berbagai acara untuk mengisi training maupun kajian mingguan di rohis kampus
maupun antar kampus. Selain itu, mas Angga juga berasal dari keluarga mapan dan
tampan. Yah, sangat ideallah untuk menjadi idola seluruh penghuni kampus,
terutama para akhwat. Tapi…semenjak gosip ada cinta di mesjid antara Angga dan
Masya menyebar, beberapa fans Angga mulai menjauhi Masya, menyudutkan dan
memusuhinya. Mungkin…itulah yang membuat Masya memilih untuk mundur agar
terhindar dari fitnah, karena kalau aku berada di posisi Masya aku juga tidak
mungkin bertindak nekat dengan melabrak apalagi melamar Angga. Tapi…apa mungkin
Angga bisa setega itu? Atau mungkin ini juga ada kaitannya dengan kekagumanku
pada Angga, aku yang sangat mengaguminya terus-terusan memuji dan membicarakan
dirinya di hadapan Masya, padahal aku tahu kalau…….. ya Tuhan…betapa bodohnya
aku! Aku terlanjur menutup mata hatiku dengan semua berita yang ada.
Kenapa?Kenapa waktu itu aku sangat egois? Membiarkan cinta ini terus mengalir,
hingga membuatku memaksakan hati untuk tetap memilikinya. Ya Tuhan…’ Sesalnya.
Tepat pukul 09.00
malam.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam.” Jawab Aurel, sambil beranjak menuju
pintu depan. Ternyata Angga yang barusan mengucap salam. Aurelpun menyambutnya
dengan hangat, tak lupa ia mencium tangan suaminya meski pikirannya masih
berkecamuk dengan kejadian siang tadi.
“Capek Mas ? Aku bikinin teh ya?” Tanyanya, seraya
membawakan tas kerja suaminya.
Tapi yang ditanya justru langsung pergi menuju kamar tanpa
mengindahkan pertanyaannya.
“Mas…apa aku ada salah sama mas?” Tanyanya lirih
“Dik..sekarang mas lagi pengen sendiri, ada beberapa masalah
di kantor jadi..mas harap adik bisa mengerti kondisi mas.”
“Mas tadi aku mendengar kabar tentang Masya, sekarang dia…”
“Oh iya mas lupa tadi mas ada janji sama Ustadz Feri untuk
ketemu sepulang kerja, kamu gak papakan mas tinggal, mungkin besok mas baru
balik?” Perkataan Angga seolah-olah ingin mencegat Aurel untuk berbicara banyak
tentang Masya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar